Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita pelajari dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum memahami perkembangan - perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik yang menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak didiknya. Hal ini akan berakibat adanya ketidakseimbangan antara system pembelajaran dengan perkembangan anak yang akan menyulitkan anak didik mengikuti system pembelajaran yang ada. Dengan mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik kita akan mudah mengetahui system pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak didik.
Untuk mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi - generasi masa depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan pertumbuhan anak didik. Dengan demikian, sebagai pendidik kita diharuskan mengetahui dan memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung sevara normal pada anak yang sehat.
Perkembangan adalah psikofisik sebagai hasil pematangan fungsi fisik dan psikis yang ditunjang oleh lingkunag dan belajar
Anak Sebagai Suatu Totalitas
Sebagai subjek studi psikologi perkembangan, konsep anak sebagai totalitas mempunyai arti bahwa terdapat keterkaitan antara aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya dan secara terintegrasi saling terjalin dan memberi dukungan fungsional satu sama lain. Sebagai contoh, anak yang sedang sakit bisa tidak berselera makan; anak yang sedang ketakutan bisa kesulitan untuk tidur; anak yang sedang semangat dan aktif melakukan sesuatu akan menjadi aktif pula mentalnya. Segala aktivitas yang melibatkan fisik anak selalu mempengaruhi psikis anak, begitu juga sebaliknya.
Perbedaan antara anak dan orang dewasa tidaklah terbatas pada fisiknya, melainkan secara keseluruhan. Sebagai contoh, pertumbuhan anak lebih pesat dibandingkan orang dewasa. Anak cenderung lebih bersifat egosentrik ( sifat yang berpusat / berstandar pada diri sendiri ), sedangkan orang dewasa lebih bersikap sosial dan empatik ( menempatkan dirinya pada posisi orang lain dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain ). Daya pikir anak juga masih terbatas pada hal - hal yang konkrit, sedangkan orang dewasa sudah mampu berfikir secara abstrak dan universal.
Perkembangan Sebagai Proses Holistik Seluruh Aspek Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang melibatkan keseluruhan aspek yang saling keterkaitan satu dengan yang lain.
Proses perkembangan individu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu proses biologis, kognitif dan psikososial.
1. Proses biologis, mencakup perubahan - perubahan fisik individu yang bersifat alami, bukan karena kecelakaan, sakit atau peristiwa - peristiwa lainnya. Misal, pertumbuhan otak, sistem syaraf, hormone, keterampilan motorik, perkembangan seksual, perubahan penglihatan dan lain sebagainya.
2. Proses kognitif, melibatkan perubahan - perubahan kemampuan berfikir, berbahasa dan cara memperoleh pengetahuan dari lingkungan. Perkembangan kognitif dan pengalaman belajar sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Perkembangan kognitif anak akan menfasilitasi dan membatasi kemampuan belajar anak, begitu juga sebaliknya.
Namun, dengan keterkaitan tersebut, ada perbedaan diantara keduanya. Perkembangan kognitif mengacu pada perubahan - perubahan kemampuan berfikir, dan berbahasa serta terjadi dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan kemampuan belajar lebih cenderung mengacu pada perubahan - perubahan dari hasil pengalaman atau peristiwa yang lebih khusus, serta terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
3. Proses psikososial, melibatkan perubahan - perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota keluarga, teman, guru dan yang lainnya.
Proses pertumbuhan biologis, kognitif dan psikososial saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, anak yang mengalami gangguan pada otaknya, akan mengalami keterlambatan dalam berfikir, yang kemudian bisa mempengaruhi perkembangan psikososialnya.
Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan merupakan fase perubahan yang dialami oleh individu karena pengaruh genetic dan berlangsung secara bertahab.
Pengalaman merupakan peristiwa - peristiwa yang dialami oleh individu dalam kehidupannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
Para ahli berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh genetik atau warisan biologis.
Para ahli lain mengatakan bahwa pengalaman lingkunganlah yang paling berperan dalam perkembangan anak.
Ada pula ahli yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah faktor genetik dan faktor lingkungan pergaulan.
Sebagai contoh, kecerdasan seseorang bisa merupakan warisan yang diturunkan dari orang tuanya, bisa pula karena diperoleh dari lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang.
Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan
Banyak para ahli yang memperdebatkan masalah perkembangan merupakan kontinuitas atau diskontinuitas.
Para ahli yang berpandangan pada unsur kematangan, menganggap bahwa perkembangan itu diskontinuitas atau tidak berkesinambungan. . Proses perkembangan individu terjadi dalam tahap - tahap yang berbeda, perubahan - perubahannya relatife tiba - tiba dan terjadi perubahan atau peralihan secara tajam dari tahap yang satu ke tahap perkembangan selanjutnya.
Para ahli yang mendukung pandangan diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan dipengaruhi oleh faktor - faktor internal biologis.
Sedangkan para ahli yang menekankan pada pengalaman ( lingkugan ) berpendapat bahwa perkembangan itu terjadi secara berkesinambungan ( kontinuitas ) dari masa konsepsi dampai akhir hayat.
Dalam proses perkembangan yang kontinuitas, terjadi perbaikan, penambahan dan atau penurunan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.
Emde dan Harmon ( Vasta, Haith & Miller, 1992 ) mengatakan bahwa persoalan kontinuitas dan diskontinuitas melibatkan dua komponen.
Pola - Pola Perkembangan
Para ahli kontinuitas beranggapan bahwa perkembangan itu terjadi secara halus dan stabil melalui penambahan dan atau peningkatan yang bertahap dalam hal abilitas ( kemampuan, kepandaian, kecakapan ), keterampilan dan atau pengetahuan baru pada suatu langkah yang relatif sama. Sedangkan ahli diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan terjadi pada periode - periode kecepatan yang berbeda, antara yang sedikit perubahannya dengan yang tajam dan cepat perubahannya.
Keterkaitan Perkembangan
Para ahli kontinuitas berpendapat bahwa perkembangan - perkembangan yang terjadi saling berkaitan. Perilaku - perilaku awal akan berpengaruh dan membentuk perilaku - perilaku selanjutnya.
Sebaliknya, para ahli diskontinuitas berpendapat bahwa perkembangan yang terjadi muncul secara independent ( berdiri sendiri ) dari yang sebelumnya dan tidak dapat diprediksi dari perilaku - perilaku sebelumnya.
Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak.
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk - makhluk lainnya. Manusia memiliki potensi untuk berkembang dan meningkatkan kehidupannya baik secara fisik maupun psikis.
Ada dua faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan individu.
1. Faktor hereditas yang bersifat alamiah dan diwariskan oleh orang tua. Pada faktor hereditas terdapat gen yang merupakan sifat bawaan yang nantinya akan ditularkan oleh satu generasi ke generasi berikutnya.
Pertama gen - gen dominant-resesif, yakni apabila gen dari suatu pasangan bersifat dominant dan yang satu bersifat resesif, maka yang dominant itulah yang nantinya akan tertanam dalam diri individu tersebut.
Kedua pewarisan poligenik. Sebenarnya, dalam satu sel terdapat banyak gen yang akhirnya menghasilkan karakteristik yang berbeda - beda. Karena beberapa karakteristik psikologi merupakan hasil dari pasangan - pasangan tunggal, sedangkan kebanyakan ditentukan oleh interaksi dari banyak gen yang berbeda.
2. Faktor lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman - pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.
Misal, di dalam keluarga, setiap anak mempunyai karakter dan pengalaman yang berbeda - beda. Tergantung dari perlakuan orang tua kepada setiap anak - anaknya, dan pergaulan dari masing - masing anak. Hal ini menandakan bahwa faktor lingkungan juga turut mempengaruhi perkembangan individu.
Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak Sekolah Dasar
Masa usia sekolah merupakan masa dimana anak mulai memasuki dunia pendidikan formal, yakni sekolah. Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal pertama yang berfungsi sebagai pembuka jalan bagi anak untuk mengembangkan potensi dan kemampuan anak serta memudahkan mereka dalam meraih mimpi yang mereka harapkan untuk masa depannya nanti. Serta sebagai jembatan pertama untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Usia anak sekolah dasar berkisar antara 6 - 12 tahun.
- Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik pada anak memiliki karakteristik yang berbeda baik sebelum maupun sesudah anak-anak. Perkembangan fisik pada anak usia sekolah dasar perlu dipelajari dan dipahami oleh setiap guru, karena dipercaya bahwa segala aktivitas-aktivitas belajar dan aktivitas-aktivitas yang menyangkut mentalnya serta pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh kondisi dan pertumbuhan fisik
Anak - anak dan orang dewasa mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Dilihat dari segi fisik misalnya berat badan, tinggi badan, proporsi dan bentuk tubuh. Sedangkan dari segi psikisnya misal, sifat, tingkah laku dan pola pikir.
- Perseptual Anak
Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwa perceptual anak menekankan pada aspek luar ( lingkungan ) sebagai hasil dari rangsangan alat indra. Semua keadaan dan peristiwa - peristiwa yang ada di lingkungan ditangkap oleh alat - alat indra yang kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensorik, sehingga segala informasi yang ada di lingkungan dapat diterima dan diketahui oleh alat - alat indra ( penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa/sentuhan ). Tanpa alat indra, otak kita akan terasa asing dengan keadaan lingkungan yang ada disekitar.
Penerapan Faktor Perkembangan dalam Pembelajaran
Perkembangan fisik anak terus berlangsung pada masa usia sekolah dasar, meskipun tidak sepesat pada masa usia dini. Begitu pula dengan penajaman dan penghalusan perkembangan perceptual anak.
Penyelenggaraan pembelajaran yang “hidup” dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan fisik anak sangatlah dibutuhkan untuk memfungsikan unsure - unsure fisik dan atau aspek - aspek perseptualnya.
Cara pembelajaran yang diharapkan antara lain : bersifat langsung, tersusun secara fleksibel, tidak monoton dan verbalistik, memperhatikan perbedaan individu, menyajikan aktivitas yang bervariasi seperti eksperimen, praktek, observasi secara langsung, permainan dan sejenisnya, serta menggunakan berbagai media dan sumber belajar.
Cara ini tidak hanya akan memunculkan kegemaran dalam belajar, tetapi juga memberikan hal - hal yang positif, aspek kognisi dan kreativitas, fisik-perseptual, dan sosial.
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/25/makalah-perkembangan-peserta-didik/
http://enikekawati.student.fkip.uns.ac.id/2010/05/12/perkembangan-peserta-didik/
Untuk mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi - generasi masa depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan pertumbuhan anak didik. Dengan demikian, sebagai pendidik kita diharuskan mengetahui dan memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung sevara normal pada anak yang sehat.
Perkembangan adalah psikofisik sebagai hasil pematangan fungsi fisik dan psikis yang ditunjang oleh lingkunag dan belajar
Anak Sebagai Suatu Totalitas
Sebagai subjek studi psikologi perkembangan, konsep anak sebagai totalitas mempunyai arti bahwa terdapat keterkaitan antara aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya dan secara terintegrasi saling terjalin dan memberi dukungan fungsional satu sama lain. Sebagai contoh, anak yang sedang sakit bisa tidak berselera makan; anak yang sedang ketakutan bisa kesulitan untuk tidur; anak yang sedang semangat dan aktif melakukan sesuatu akan menjadi aktif pula mentalnya. Segala aktivitas yang melibatkan fisik anak selalu mempengaruhi psikis anak, begitu juga sebaliknya.
Perbedaan antara anak dan orang dewasa tidaklah terbatas pada fisiknya, melainkan secara keseluruhan. Sebagai contoh, pertumbuhan anak lebih pesat dibandingkan orang dewasa. Anak cenderung lebih bersifat egosentrik ( sifat yang berpusat / berstandar pada diri sendiri ), sedangkan orang dewasa lebih bersikap sosial dan empatik ( menempatkan dirinya pada posisi orang lain dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain ). Daya pikir anak juga masih terbatas pada hal - hal yang konkrit, sedangkan orang dewasa sudah mampu berfikir secara abstrak dan universal.
Perkembangan Sebagai Proses Holistik Seluruh Aspek Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang melibatkan keseluruhan aspek yang saling keterkaitan satu dengan yang lain.
Proses perkembangan individu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu proses biologis, kognitif dan psikososial.
1. Proses biologis, mencakup perubahan - perubahan fisik individu yang bersifat alami, bukan karena kecelakaan, sakit atau peristiwa - peristiwa lainnya. Misal, pertumbuhan otak, sistem syaraf, hormone, keterampilan motorik, perkembangan seksual, perubahan penglihatan dan lain sebagainya.
2. Proses kognitif, melibatkan perubahan - perubahan kemampuan berfikir, berbahasa dan cara memperoleh pengetahuan dari lingkungan. Perkembangan kognitif dan pengalaman belajar sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Perkembangan kognitif anak akan menfasilitasi dan membatasi kemampuan belajar anak, begitu juga sebaliknya.
Namun, dengan keterkaitan tersebut, ada perbedaan diantara keduanya. Perkembangan kognitif mengacu pada perubahan - perubahan kemampuan berfikir, dan berbahasa serta terjadi dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan kemampuan belajar lebih cenderung mengacu pada perubahan - perubahan dari hasil pengalaman atau peristiwa yang lebih khusus, serta terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
3. Proses psikososial, melibatkan perubahan - perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota keluarga, teman, guru dan yang lainnya.
Proses pertumbuhan biologis, kognitif dan psikososial saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, anak yang mengalami gangguan pada otaknya, akan mengalami keterlambatan dalam berfikir, yang kemudian bisa mempengaruhi perkembangan psikososialnya.
Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan merupakan fase perubahan yang dialami oleh individu karena pengaruh genetic dan berlangsung secara bertahab.
Pengalaman merupakan peristiwa - peristiwa yang dialami oleh individu dalam kehidupannya sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
Para ahli berpendapat bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh genetik atau warisan biologis.
Para ahli lain mengatakan bahwa pengalaman lingkunganlah yang paling berperan dalam perkembangan anak.
Ada pula ahli yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah faktor genetik dan faktor lingkungan pergaulan.
Sebagai contoh, kecerdasan seseorang bisa merupakan warisan yang diturunkan dari orang tuanya, bisa pula karena diperoleh dari lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang.
Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan
Banyak para ahli yang memperdebatkan masalah perkembangan merupakan kontinuitas atau diskontinuitas.
Para ahli yang berpandangan pada unsur kematangan, menganggap bahwa perkembangan itu diskontinuitas atau tidak berkesinambungan. . Proses perkembangan individu terjadi dalam tahap - tahap yang berbeda, perubahan - perubahannya relatife tiba - tiba dan terjadi perubahan atau peralihan secara tajam dari tahap yang satu ke tahap perkembangan selanjutnya.
Para ahli yang mendukung pandangan diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan dipengaruhi oleh faktor - faktor internal biologis.
Sedangkan para ahli yang menekankan pada pengalaman ( lingkugan ) berpendapat bahwa perkembangan itu terjadi secara berkesinambungan ( kontinuitas ) dari masa konsepsi dampai akhir hayat.
Dalam proses perkembangan yang kontinuitas, terjadi perbaikan, penambahan dan atau penurunan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.
Emde dan Harmon ( Vasta, Haith & Miller, 1992 ) mengatakan bahwa persoalan kontinuitas dan diskontinuitas melibatkan dua komponen.
Pola - Pola Perkembangan
Para ahli kontinuitas beranggapan bahwa perkembangan itu terjadi secara halus dan stabil melalui penambahan dan atau peningkatan yang bertahap dalam hal abilitas ( kemampuan, kepandaian, kecakapan ), keterampilan dan atau pengetahuan baru pada suatu langkah yang relatif sama. Sedangkan ahli diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan terjadi pada periode - periode kecepatan yang berbeda, antara yang sedikit perubahannya dengan yang tajam dan cepat perubahannya.
Keterkaitan Perkembangan
Para ahli kontinuitas berpendapat bahwa perkembangan - perkembangan yang terjadi saling berkaitan. Perilaku - perilaku awal akan berpengaruh dan membentuk perilaku - perilaku selanjutnya.
Sebaliknya, para ahli diskontinuitas berpendapat bahwa perkembangan yang terjadi muncul secara independent ( berdiri sendiri ) dari yang sebelumnya dan tidak dapat diprediksi dari perilaku - perilaku sebelumnya.
Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak.
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk - makhluk lainnya. Manusia memiliki potensi untuk berkembang dan meningkatkan kehidupannya baik secara fisik maupun psikis.
Ada dua faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan individu.
1. Faktor hereditas yang bersifat alamiah dan diwariskan oleh orang tua. Pada faktor hereditas terdapat gen yang merupakan sifat bawaan yang nantinya akan ditularkan oleh satu generasi ke generasi berikutnya.
Pertama gen - gen dominant-resesif, yakni apabila gen dari suatu pasangan bersifat dominant dan yang satu bersifat resesif, maka yang dominant itulah yang nantinya akan tertanam dalam diri individu tersebut.
Kedua pewarisan poligenik. Sebenarnya, dalam satu sel terdapat banyak gen yang akhirnya menghasilkan karakteristik yang berbeda - beda. Karena beberapa karakteristik psikologi merupakan hasil dari pasangan - pasangan tunggal, sedangkan kebanyakan ditentukan oleh interaksi dari banyak gen yang berbeda.
2. Faktor lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman - pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.
Misal, di dalam keluarga, setiap anak mempunyai karakter dan pengalaman yang berbeda - beda. Tergantung dari perlakuan orang tua kepada setiap anak - anaknya, dan pergaulan dari masing - masing anak. Hal ini menandakan bahwa faktor lingkungan juga turut mempengaruhi perkembangan individu.
Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak Sekolah Dasar
Masa usia sekolah merupakan masa dimana anak mulai memasuki dunia pendidikan formal, yakni sekolah. Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal pertama yang berfungsi sebagai pembuka jalan bagi anak untuk mengembangkan potensi dan kemampuan anak serta memudahkan mereka dalam meraih mimpi yang mereka harapkan untuk masa depannya nanti. Serta sebagai jembatan pertama untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Usia anak sekolah dasar berkisar antara 6 - 12 tahun.
- Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik pada anak memiliki karakteristik yang berbeda baik sebelum maupun sesudah anak-anak. Perkembangan fisik pada anak usia sekolah dasar perlu dipelajari dan dipahami oleh setiap guru, karena dipercaya bahwa segala aktivitas-aktivitas belajar dan aktivitas-aktivitas yang menyangkut mentalnya serta pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh kondisi dan pertumbuhan fisik
Anak - anak dan orang dewasa mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Dilihat dari segi fisik misalnya berat badan, tinggi badan, proporsi dan bentuk tubuh. Sedangkan dari segi psikisnya misal, sifat, tingkah laku dan pola pikir.
- Perseptual Anak
Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwa perceptual anak menekankan pada aspek luar ( lingkungan ) sebagai hasil dari rangsangan alat indra. Semua keadaan dan peristiwa - peristiwa yang ada di lingkungan ditangkap oleh alat - alat indra yang kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensorik, sehingga segala informasi yang ada di lingkungan dapat diterima dan diketahui oleh alat - alat indra ( penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa/sentuhan ). Tanpa alat indra, otak kita akan terasa asing dengan keadaan lingkungan yang ada disekitar.
Penerapan Faktor Perkembangan dalam Pembelajaran
Perkembangan fisik anak terus berlangsung pada masa usia sekolah dasar, meskipun tidak sepesat pada masa usia dini. Begitu pula dengan penajaman dan penghalusan perkembangan perceptual anak.
Penyelenggaraan pembelajaran yang “hidup” dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan fisik anak sangatlah dibutuhkan untuk memfungsikan unsure - unsure fisik dan atau aspek - aspek perseptualnya.
Cara pembelajaran yang diharapkan antara lain : bersifat langsung, tersusun secara fleksibel, tidak monoton dan verbalistik, memperhatikan perbedaan individu, menyajikan aktivitas yang bervariasi seperti eksperimen, praktek, observasi secara langsung, permainan dan sejenisnya, serta menggunakan berbagai media dan sumber belajar.
Cara ini tidak hanya akan memunculkan kegemaran dalam belajar, tetapi juga memberikan hal - hal yang positif, aspek kognisi dan kreativitas, fisik-perseptual, dan sosial.
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/25/makalah-perkembangan-peserta-didik/
http://enikekawati.student.fkip.uns.ac.id/2010/05/12/perkembangan-peserta-didik/
bagaimana faktor guru, materi, siswa, tujuan, instrumental dan lingkungan mempengaruhi proses dan hasil belajar pad mata pelajaran matematika?
ReplyDeleteplease answer!
sangat bermanfaat.
ReplyDeleteSangat bermanfaat bagi generasi penerus...
ReplyDelete